17 Maret 2010

BUKU YANG HILANG

BUKU YANG HILANG by:me :)

Buku ku tersayang
Kemana kau pergi
Apa salah ku sampai kau tinggalkan aku
Apakah yang t’lah aku lakukan sampai kau pergi
Aku ingin menjemputmu, jika kau masih ada
Dan masih mengharapkan aku
Maafkan aku jika tanganku salah menempatkanmu
Buku ku sayang, kini aku sadar kau sangat berharga

Pagi yang cerah. Aku dan sahabatku bersiap untuk pergi ke kampus dengan menggunakan bis. Kami berdua sepakat untuk bertemu di bersipangan jalan yang sama-sama menguntungkan untuk menaiki bis. Perjalanan ke Jatinangor cukup menghabiskan tenaga walaupun hanya 20 menit dari rumah kami. Menunggu bis yang entah kapan datangnya, mengejar bis, berdiri di bis dan sering kali nempel di pintu seperti ulat pada dahannya. Dan seringkali untuk tidak menerima kami sebagai penumpang hingga berusaha sabar untuk menunggu bis selanjutnya. Dan ini berlaku pada semua penunmpang temasuk dosen, pegawai negri,tukang sayur,buruh mahasiswa dan lainnya.
Dan untuk jam pertama pagi ini aku tak ada kuliah. Pergi ke perpustakaan adalah hal yang paling menyenangkan saat tak ada jam kuliah. Disini terasa seperti surga, rasanya ingin memiliki perpustakaan yang tak terlalu besar dan tidak lengkap ini. Saat menatap buku itu satu persatu ada beberapa judul buku yang sempat aku punya dan saat ini aku meminjamnya. Sudah puluhan kali aku membacanya dan meminjamnya tapi tak bosan sekalipun untuk terus dibaca.
Sampai jam kuliah pun tiba dan sampai kuliah pun diakhiri untuk hari ini. Hari yang cukup cerah mengakhiri semuanya, dengan matahari yang telah lelah bersinar, bau sisa matahari berbagai manusia, dan uang yang pas-pasan untuk pulang. Bis telah menunggu dan bersedia mengantarkan ku sampai yang kumau, sampai aku ingin menghentikannya.
“Gil besok disini lagi ya, saya duluan. Kamu hati-hati.” Sambil berusaha keluar dari tempat duduk di bis dengan penuh sesak orang.
“okay besok jangan lupa bawa donat sama susu lagi ya hehe.” Dan tak ada sahuntan kembali setelahnya. Mungkin tak terdengar atau mungkin tak akan ada pembicaraan lagi setelah ini
Aku sampai dirumah tepat pada waktunya sebelum jam lima sore. Waktu yang sangat ideal buat pulang kerumah. Solat Ashar kemudian mandi, makan, dan duduk depan televisi dengan melihat berita hari ini. Lalu ke kamar dan duduk didepan sebuah lemari yang isinya adalah tumpukan buku-buku.
Tak ada hal yang lebih sedih selain menatap buku-buku yang satu persatu hilang dari tempatnya. Sunggu sangat menyakitkan saat sadar buku tersayang hilang dipinjam orang tak bertanggungjawab, dan lebih menyakitkan lagi jika buku tersebut tak ada yang jual lagi atau harganya sangat mahal karena buku tersebut hasil pemberian orang atau tak sengaja ada yang memberinya atau hasil menabung tak makan untuk beberapa waktu. Dan lebih parahnnya lagi kalau ternyata buku yang hilang adalah buku tersayang itulah yang aku rasakan saat ini.
Beberapa hal yang sulit aku jawab sendiri mungkin ada yang biasa membantunya. Pertama apa salahnya jika meminjamkan buku pada orang lain? Yang kedua apa saya terlalu baik untuk meminjamkan buku? Kenapa orang yang saya pinjami tidak bersedia bertanggung jawab sepenuhnya kepada buku saya? Kenpa tak dikembalikan? Apakah ada yang peduli dengan perasaan saya saat buku itu hilang? Apa salahnya jika saya ingin berbagi? Dan bagaimana caranya agar semua buku itu kembali pada tempatnya?
Dan pertanyaan itu semuanya hanya berbalik pada saya yang salah menempatkan buku-buku saya pada orang yang salah. Tak ada rasa dendam pada diri ini untuk siapa pun yang telah meminjam dan tak mengembalikannya, cuman satu yang saya harapkan kembalikan buku itu dalam keadaan apapun.
Buku terakhir yang saya punya adalah pemberian seseorang dan buku sebelumnya pemberian seseorang yang berbeda dengan pengarang yang sama. Dan buku yang pertama diberikan telah hilang entah kemana, entah saya yang salah meminjamkan, atau tangan saya yang salah menaruhnya. Apapun itu yang jelas semua itu adalah salah ku.
Kakak saya pernah bilang, “kalau kamu minjemin buku ke orang lain berarti kamu adalah orang yang paling bodoh se-dunia. Ilmu itu terdapat pada buku dan kalau kamu meminjamkannya berarti kamu telah membuang ilmu itu.” Dan disaat yang lain kakak saya juga bilang pernyataan yang lain, “kalau kita minjemin buku maka kamu adalah orang yang paling hebat se-dunia karena kamu sama dengan orang yang memberikan ilmu yang kamu dapat.”
Aku suka dengan nasehat yang ia berikan kedua-keduanya masuk akal dan gak ada yang salah. Dan satu hal lagi yang aku ingin pertanyakan, siapa yang akan bertanggung-jawab tentang semua penyesalan ini? Aku tak menyesal telah meminjamkan bukunya, tapi yang aku sesali kenapa tidak dikembalikan?
Buatku sendiri buku adalah barang yang paling mewah yang aku punya, semua ilmu yang kudapat sebagaian besar dari buku. Ayahku tak punya apapun yang ia tinggalkan selain buku-buku yang menumpuk dikamarnya. Dan kakak laki-lakiku paling bersemangat membelajakan ku buku sepuluh kali lipat mahalnya ketimbang beli baju yang harganya 50ribu. Sahabatku membelikan buku saat hari ulangtahunku, juga pacarku ia lebih memilih membelikan aku buku sebagai hadiah setaun jadian kita ketimbang hadiah lainya.
Dan saat ini barang yang paling berharga itu telah pergi dari tempatnya. Apa yang ku punya lagi saat ini, kembali meminjam dan mengembalikannya jika sudah waktunya. Dan tentu saja itu berbeda.
Aku sadar dan tidak sedang melamun. Mungkin ini dirasa cukup berlebihan mengungkapkan sesuatu terhadap buku. Buku hanya benda mati yang tidak bisa bergerak jika tidak digerakan. Tapi ia mampu bergerak saat tidak ada yang menggerakan.
Dan kini aku harus benar-benar sadar dari semua sesal ku pada buku-buku yang telah hilang. Pada semua peminjam buku yang tidak mengembalikan buku ku, pada tangan ku yang sangat ceroboh, dan pada pemberi buku-buku itu pada ku, aku merasa sangat bersalah dengan semuanya mungkin kalian dapat memaafkan aku tapi aku belum bisa memaafkan diriku sendiri sebelum buku-buku itu kembali.

2 komentar:

  1. bukuna aya di sayah sel,, teu leungit da

    BalasHapus
  2. keep bloogging...
    kita hidup dan dibesarkan dari buku dan tulisan..
    karena apa yang kita makan, bisa sekolah, karena emak bapak kite hidup di dunia perbukuan!!
    okey!! belilah buku apapun itu!!

    BalasHapus